Merawat hewan peliharaan memberikan keuntungan tersendiri bagi kondisi
psikologis seseorang, tetapi Anda juga perlu mewaspadai risiko kesehatan
yang mungkin dapat ditularkan oleh hewan peliharaan Anda.
Seperti dilansir
mnn,
Selasa (11/9/12) ada banyak sekali risiko penyakit yang dapat
ditularkan melalui gigitan atau kontak dengan kotoran hewan peliharaan,
diantaranya sebagai berikut:
1. Penyakit LymePenyakit
Lyme adalah infeksi ganas yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan
bisa menyebabkan kelumpuhan, ensefalitis dan meningitis. Kondisi ini
disebabkan oleh gigitan kutu yang biasanya hidup pada hewan seperti
tikus, burung dan rusa.
Gigitan kutu disertai ruam merah kecil di
kulit dan tidak sakit sehingga banyak orang yang tidak menyadarinya.
Ruam tersebut dapat berkurang atau hilang dalam waktu 1-2 minggu dan
kadang disertai dengan demam tinggi, nyeri otot dan sendi yang bengkak.
2. Psittacosis (Demam burung)Psittacosis
adalah infeksi yang disebabkan oleh Chlamydia psittaci, jenis bakteri
yang ditemukan dalam kotoran burung yang menyebar ke manusia. Infeksi
pada burung seringkali tidak menunjukkan gejala.
Pada manusia,
gejala infeksi psittacosis termasuk batuk disertai dahak yang berdarah,
batuk kering, kelelahan, demam dan menggigil, sakit kepala, nyeri sendi,
nyeri otot, dan sesak napas.
3. Demam kucingPenyakit
ini disebabkan oleh infeksi ringan pada luka bekas cakaran atau gigitan
kucing oleh bakteri Bartonella henselae. Gejala meliputi pembengkakan
kelenjar getah bening, demam, sakit kepala, nafsu makan berkurang dan
kelelahan.
4. Penyakit pesPenyakit pes
disebabkan oleh gigitan kutu yang banyak ditemukan pada kucing, tikus
rumah dan hewan pengerat lainnya. Gejala penyakit ini adalah seperti
demam, anoreksia, lesu dan pembengkakan kelenjar getah bening.
5. Demam QDemam
Q disebabkan oleh bakteri Coxiella burnetii, yaitu organisme yang
ditemukan dalam urin, susu dan kotoran dari hewan yang terinfeksi, yang
biasanya terjadi pada sapi, kambing, domba atau hewan peliharaan rumah
lainnya.
Bekteri tersebut sangat kuat dan tahan terhadap panas
dan disinfektan yang umum, sehingga mampu bertahan hidup dalam jangka
waktu lama di lingkungan. Infeksi terjadi pada manusia jika bekteri
terhirup, tergigit kutu dari hewan peliharaan atau mengonsumsi produk
susu yang tidak dipasteurisasi.
6. Penyakit anjing gila (rabies)Rabies
adalah penyakit virus yang ditularkan melalui gigitan terinfeksi dari
hewan. Kebanyakan kasus rabies yang dilaporkan terjadi akibat gigitan
anjing, rakun, kelelawar, dan rubah.
Virus rabies menyerang
sistem saraf pusat dan menyebabkan penyakit di otak bahkan kematian.
Gejala awal rabies pada manusia mirip dengan banyak penyakit lain,
termasuk demam, sakit kepala, dan kelemahan umum atau ketidaknyamanan.
Setelah
beberapa lama, gejala penyakit akan berkembang seperti insomnia,
kecemasan, kebingungan, kelumpuhan ringan, eksitasi, halusinasi,
agitasi, air liur berlimpah, kesulitan menelan, dan kejang. Pastikan
hewan peliharaan Anda mendapatkan vaksin rabies untuk mencegah penularan
virus melalui gigitan.
7. CampylobacteriosisPenyakit
ini disebabkan oleh bakteri Campylobacter yang biasanya terjadi karena
makan daging unggas yang masih mentah atau kurang matang atau dari
kontaminasi silang dari makanan lain.
Campylobacteriosis ditandai
dengan diare yang akan sembuh dengan cepat, tetapi jika terjadi infeksi
maka kondisi akan bertambah berat. Manusia juga dapat menderita
penyakit ini jika melakukan kontak dengan tinja anjing atau kucing yang
sakit.
8. LeptospirosisLeptospirosis
adalah penyakit yang dapat ditularkan oleh hewan peliharaan karena
kontak atau minum air yang terkontaminasi bakteri. Pada manusia, gejala
penyakit Leptospirosis adalah demam tinggi, sakit kepala, menggigil,
nyeri, muntah, sakit kuning, nyeri perut, diare dan ruam.
Jika
tidak diobati, Leptospirosis dapat menyebabkan kerusakan ginjal,
kegagalan fungsi hati, meningitis, gangguan pernapasan dan kematian.
9. SalmonellosisParasit
Salmonella tidak hanya dapat menyerang manusia melalui kontaminasi
wabah dan makan telur mentah saja, tetapi juga dapat ditularkan jika
melakukan kontak dengan hewan peliharaan yang telah terinfeksi.
Kebanyakan
orang yang terinfeksi Salmonella akan mengembangkan diare, demam dan
kram perut dalam waktu 12 sampai 72 jam setelah infeksi. Hewan yang
menularkan penyakit ini ke manusia contohnya ayam, bebek, anjing,
kucing, burung dan kuda juga reptil seperti kadal, ular, dan kura-kura.
10. ToksoplasmosisToxoplasma
gondii adalah protozoa yang paling sering menginfeksi kucing, tetapi
juga dapat ditemukan pada hewan berdarah panas lainnya. Manusia dapat
tertular bakteri ini melalui kontak dengan kotoran kucing, atau dengan
memakan daging setengah matang atau sayuran yang tidak dicuci.
Setelah
dicerna, T. gondii dapat menyerang jaringan otak dan otot, dan berada
di dalam kista yang tahan terhadap serangan sistem kekebalan tubuh.
Infeksi juga dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya
melalui plasenta dan dapat menciptakan komplikasi yang serius.
11. KurapKurap
merupakan infeksi jamur yang membentuk ruam seperti cincin pada kulit
atau botak di kulit kepala. Hal ini ditularkan dengan mudah dari hewan
peliharaan kepada orang-orang, dan dari orang ke orang akibat kontak
langsung dengan hewan yang terinfeksi.
12. Infeksi cacing gelangCacing
gelang disebarkan oleh kotoran hewan peliharaan dalam bentuk telur
(ookista) yang dapat bertahan hidup dalam tanah selama bertahun-tahun.
Jika manusia tidak sengaja makan ookista, cacing kecil akan menetas
dalam usus dan bergerak ke seluruh tubuh
Larva juga dapat
langsung masuk melalui kulit. Gejala infeksi cacing gelang adalah
meliputi demam, batuk, asma, atau pneumonia. Sayangnya, cacing gelang
juga dapat masuk ke mata dan menyebabkan kebutaan akibat penyakit
toxocariasis okuler.
13. Infeksi cacing pitaKebanyakan
manusia yang menderita infeksi cacing pita adalah karena makan daging
mentah atau setengah matang dari hewan yang terinfeksi, terutama daging
babi dan daging sapi. Cacing pita dari kucing dan anjing peliharaan juga
dapat menyebabkan infeksi jika tidak sengaja menelan kutu yang
terinfeksi larva cacing pita.
Dalam usus manusia, larva tersebut
akan berkembang menjadi cacing pita dewasa. Sebuah cacing pita dapat
tumbuh lebih dari 12 kaki dan dapat hidup selama bertahun-tahun dalam
tubuh manusia.
14. Infeksi cacing tambangCacing
tambang adalah parasit usus yang biasanya ditemukan pada anjing dan
kucing. Telur atau larva cacing tambang dapat ditularkan oleh hewan
peliharaan melalui tinja. Manusia dapat terinfeksi jika melakukan kontak
langsung dengan tinja hewan yang terinfeksi ketika berjalan tanpa alas
kaki diatas tanah yang terkontaminasi.
Infeksi cacing tambang dapat menyebabkan infeksi kulit yang menyakitkan dan gatal atau gejala sakit perut.
Sumber: http://health.detik.com/read/2012/09/11/170047/2015044/763/14-penyakit-yang-dapat-ditularkan-oleh-hewan-peliharaan