Labels:

Tikus-tikus Raksasa di Afrika Dilatih untuk Berburu Pasien TBC


Kalau anjing yang dilatih untuk mendeteksi kanker payudara ada di Amerika, maka Afrika pun tak mau kalah. Di benua hitam ini, tikus-tikus dilatih untuk mendeteksi pasien Tubercolusis atau TB. Maklum, negara-negara di Afrika masih banyak yang bermasalah dengan TB dan AIDS.

Awalnya, Tanzania adalah salah satu negara di Afrika yang berhasil menggunakan jasa para tikus untuk memburu keberadaan TB pada pasien. Mozambik kemudian tertarik untuk mengikuti jejak negara tetangganya dan mengirim beberapa orang untuk belajar melatih hewan pengerat ini.

"Kami telah mendapat permintaan dari First Lady dan kemudian dari Menteri Kesehatan yang ingin mengulang hasilnya," kata Tess Tewelde, manajer program LSM asal Belgia yang ada di Mozambik bernama Apopo seperti dilansir Medical Xpress, Senin (15/10/2012).

LSM Apopo ini tengah berupaya membangun sebuah laboratorium di ibukota Mozambik, Maputo. Di dalam laboratorium, tikus-tikus akan dilatih untuk mengendus jalan menggunakan sampel dahak dari pasien yang diduga menderita penyakit TB.

Untuk mendeteksi TB, tikus yang digunakan bukanlah tikus rumahan biasa, melainkan 'tikus berkantung raksasa' yang merupakan hewan asli sub-Sahara Afrika. Spesies ini memang terkenal memiliki indera penciuman yang luar biasa.

Selama 6 tahun terakhir, LSM Apopo telah menggunakan tikus ini untuk mengendus ranjau darat sisa dari perang sipil dan perang kemerdekaan di Mozambik. Jika manusia biasa membutuhkan waktu 2 hari untuk membersihkan ranjau darat, tikus-tikus ini bisa melakukannya hanya dalam waktu 30 menit.

Oleh karena itu, tikus ini mendapat julukan dengan sebutan 'tikus pahlawan'. Kini tikus ini akan diminta mengatasi ancaman lain di Mozambik, yaitu wabah TB yang sering dikaitkan dengan infeksi HIV/AIDS. Di Mozambik, penyakit TB menyerang 6 dari 1000 orang. Setengah di antaranya tidak terdeteksi.

Tikus raksasa asli Afrika ini dapat digunakan untuk membantu mendeteksi berbagai macam hal karena kecepatan dan akurasinya. Jika teknisi laboratorium membutuhkan waktu seminggu untuk mencari pasien TB, tikus ini diperkirakan dapat mencarinya dalam waktu kurang dari 1 jam.

"Ini jauh lebih murah dan lebih cepat. Tikus kami dapat memeriksa 400 sampel dalam waktu 30 menit. Dalam TB, yang paling penting adalah tidak kehilangan pasien. Bayangkan berapa banyak orang yang dapat terkontaminasi dalam sebuah keluarga dan masyarakat," kata Tewelde.

Pada akhir tahun 2012, Apopo berharap dapat menggunakan sekitar 50 tikus raksasa untuk mendeteksi ranjau dan TB. Namun satu hewan tidak akan digunakan untuk mendeteksi 2 tujuan tersebut.

"Tikus tidak dapat digunakan secara bergantian. Mereka membutuhkan pelatihan khusus. Tikus muda mungkin membutuhkan beberapa waktu untuk beradaptasi dengan rumah barunya di Maputo. Mereka biasanya panik saat pertama kali," kata Tewelde.

Sumber: http://health.detik.com/read/2012/10/15/172838/2063147/763/tikus-tikus-raksasa-di-afrika-dilatih-untuk-berburu-pasien-tbc